gravatar

Dalil Seputar Dasar Pelestarian dan Pengelolaan Lingkungan Dalam Ajaran Islam

Oleh:Ilham Jaya Abdurrauf

Benarkan ajaran Islam telah memberi pedoman atau dasar-dasar pelestarian dan pengelolaan lingkungan? Secara keimanan, jawabnya tentu: ya. Sebab ajaran Islam adalah ajaran penutup yang berlaku hingga akhir zaman. Prinsip ini memestikan ajaran Islam memiliki jawaban terhadap semua persoalan kemanusiaan, sejak dia pertama kali diturunkan hingga kiamat kelak.

Tapi, pernahkan kita membaca secara langsung bagaimana sumber-sumber ajaran Islam berbicara tentang persoalan lingkungan itu? Berikut ini sekelumit kutipan dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits serta atsar yang baik secara langsung atau tidak berkaitan dengan lingkungan.

Perintah berlaku ihsan (baik) kepada segala sesuatu
عن شداد بن أوس قال : ثنتان حفظتهما عن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : إن الله كتب الإحسان على كل شيء فإذا قتلتم فأحسنوا القتلة وإذا ذبحتم فأحسنوا الذبح وليحد أحدكم شفرته فليرح ذبيحته . (رواه مسلم)
Dari Syaddad bin Aus berkata, “Ada dua hal yang aku hapal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata, ‘Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku ihsan kepada segala sesuatu. Bila kalian membunuh (seperti binatang berbahaya), bunuhlah dengan cara yang baik. Bila kalian menyembelih binatang, sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaknya seorang dari kalian mengasah pisaunya dan memberi kemudahan kepada sembelihannya.

Merusak lingkungan merupakan salah satu sifat orang munafik
قال الله تعالى : وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ الْفَسَادَ . (البقرة : 205)
“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”

Larangan terhadap perbuatan yang dapat menimbulkan mudharat/merugikan orang lain
عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لا ضرر ولا ضرار .
(رواه أحمد وعبد الرزاق في المصنف وصححه الألباني في الصحيحة : 250)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak boleh menimbulkan kemudharatan atau membalas kemudharatan dengan kemudharatan.”

Menanam tumbuhan yang bermanfaat sama dengan bersedekah
عن أنس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من مسلم يغرس غرساً ، أو يزرع زرعاً ، فيأكل منه طير أو إنسان أو بهيمة ، إلا كان له به صدقة . (رواه البخاري ومسلم)

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak seorang pun muslim yang menanam tumbuhan atau bercocok tanam, kemudian buahnya dimakan oleh burung atau manusia atau binatang ternak, kecuali yang dimakan itu akan bernilai sedekah untuknya.”

عن أنس رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : إذا قامت الساعة ، وبيد أحدكم فسيلة ، فإن استطاع أن لا يقوم حتى يغرسها فليفعل . (رواه أحمد وقال الألباني : وهذا سند صحيح على شرط مسلم)
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika kiamat telah terjadi dan di tangan seorang dari kalian memegang bibit korma, bila dia dapat untuk tidak meniggalkan tempatnya sebelum dia menanam bibit itu, maka hendaknya dia lakukan.”

Berbuat baik kepada setiap makhluk bernyawa bernilai pahala
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : بينما كلب يطيف بركية قد كاد يقتله العطش إذ رأته بغي من بغايا بني إسرائيل فنزعت موقها فاستقت له به فسقته إياه فغفر لها به . (متفق عليه)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Dulu ada seekor anjing yang hamper mati karena kehausan mengelilingi sebuah sumur. Tiba-tiba seorang wanita pelacur Bani Israil melihat anjing itu. Maka wanita pelacur itu melepas sepatunya, mengambil air (dari dalam sumur) dengan sepatunya itu dan memberi minum anjing tersebut. Wanita pelacur tersebut diampuni dosanya (oleh Allah) dengan perbuatannya itu.”

Mengoptimalkan manfaat lahan bernilai pahala, dan setiap bagian yang dinikmati dari hasil lahan tersebut adalah sedekah
عن جابر رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من أحيا أرضاً ميتة فله أجر، وما أكلت العافية (كل طالب رزق آدمياً كان أو غيره) منها فهو له صدقة . (رواه أحمد وصححه الألباني)

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang mengolah tanah mati, dia mendapatkan pahala. Apapun yang dimakan oleh makhluk hidup dari hasil olahannya bernilai sedekah bagi dia.”

Menjaga kebersihan fasilitas publik bagian dari iman, menghapus dosa dan dapat menjadi sebab masuk surga
عن أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : الإيمان بضع وسبعون شعبة ، فأفضلها قول لا إله إلا الله ، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق ، والحياء شعبة من الإيمان . (رواه البخاري ومسلم)

Dari Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Iman itu terdiri dari tujuh puluh sekian cabang. Yang terutama adalah ucapan Laa Ilaaha illallaah (Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah) dan yang paling rendah adalah menyingkirkan kotoran dari jalanan. Sikap malu adalah salah satu cabang dari iman.”

عن معقل بن يسار قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : من أماط أذى من طريق المسلمين كتبت له حسنة ، ومن تقبلت منه حسنة دخل الجنة . (رواه الطبراني في المعجم، والبخاري في الأدب المفرد وحسنه الألباني)

Dari Ma’qal bin Yasar berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Barangsiapa yang menyingkirkan kotorang dari jalanan kaum muslimin, perbuatannya dicatat sebagai satu kebaikan. Barangsiapa yang diterima darinya satu kebaikan, ia akan masuk surga.”

عن أبي ذر عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : عرضت علي أعمال أمتي حسنها وسيئها فوجدت في محاسن أعمالها الأذى يماط عن الطريق ووجدت في مساوئ أعمالها النخاعة تكون في المسجد لا تدفن . (رواه مسلم)

Dari Abu Dzar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ditampakkan kepadaku amalan umatku, yang baik dan yang buruk. Aku dapati di antara amal baik ialah kotoran yang disingkirkan dari jalan. Dan aku dapati di antara amalan yang jelek ialah air liur yang buang di mesjid dan tidak ditimbuni (tanah).”

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : بينما رجل يمشي في الطريق إذ وجد غصن شوك ، فأخره فشكر الله له فغفر له . (متفق عليه)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dulu ada seorang laki-laki yang jalan di sebuah jalan. Tiba-tiba dia melihat ranting pohon berduri. Dia singkirkan ranting itu maka Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.”

Larangan menyiksa binatang
عن عبد الله بن عمر أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : عذبت امرأة في هرة سجنتها حتى ماتت فدخلت فيها النار لا هي أطعمتها وسقتها إذ هي حبستها ولا هي تركتها تأكل من خشاش الأرض . (رواه مسلم)

Dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang wanita diadzab karena seekor kucing. Ia mengurung kucing itu sampai mati, maka wanita tersebut masuk neraka. Dia tidak memberi kucing itu makan dan minum, karena dia mengurungnya. Dia tidak juga melepaskan kucing itu agar dapat makan serangga tanah.”

عن ابن عمر رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لعن الله من اتخذ شيئاً فيه الروح غرضاً . (متفق عليه)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah melaknat orang yang menjadikan sesuatu yang bernyawa sebagai sasaran (seperti panah atau tembak).”

Larangan mencemari lingkungan
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : اتقوا اللاعنين . قالوا : وما اللاعنان ؟ قال : الذي يتخلى في طريق الناس أو في ظلهم . (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jauhilah dua perbuatan yang mendatangkan laknat!” Sahabat-sahabat bertanya, ”Apakah dua perbuatan yang mendatangkan laknat itu?” Nabi menjawab, “Orang yang buang air besar di jalan umum atau di tempat berteduh manusia.”

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لا يبولن أحدكم في الماء الدائم الذي لا يجري ثم يغتسل فيه . (رواه البخاري ومسلم)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah seorang dari kalian kencing di air tenang yang tidak mengalir kemudian mandi di dalamnya.”

Kecaman bagi yang hidup boros
عن أبي نعامة أن عبد الله بن مغفل سمع ابنه يقول : اللهم إني أسألك القصر الأبيض عن يمين الجنة إذا دخلتها . فقال أي بني ، سل الله الجنة وتعوذ به من النار . فإني سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : إنه سيكون في هذه الأمة قوم يعتدون في الطهور والدعاء . (رواه أبو داود وصححه الألباني)

Dari Abu Nu’amah bahwa Abdullah bin Mughaffal mendengar anaknya berdoa, “Ya Allah, aku mohon diberi istana putih di sebelah kanan surga bila aku masuk surga.” Maka Abdullah berkata, “Wahai anakku, mintalah surga kepada Allah dan berlindunglah kepadanya dari neraka. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya akan ada pada umat ini sekelompok orang yang berlebih-lebihan dalam bersuci dan berdoa.”

Larangan merusak lingkungan
قال أبو بكر رضى الله عنه لما بعث الجنود نحو الشام : . . . ولا تغرقن نخلا ولا تحرقنها ولا تعقروا بهيمة ولا شجرة تثمر ولا تهدموا بيعة ولا تقتلوا الولدان ولا الشيوخ ولا النساء . (رواه البيهقي في السنن)

Abu Bakar radhiyallahu ’anhu berpesan ketika mengirim pasukan ke Syam, ” . . . dan janganlah kalian menenggelamkan pohon korma atau membakarnya. Janganlah kalian memotong binatang ternak atau menebang pohon yang berbuah. Janganlah kalian meruntuhkan tempat ibadah. Janganlah kalian membunuh anak-anak, orang tua dan wanita.”

- Perintah untuk memanfaatkan barang yang masih bisa digunakan
عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه و سلم مر بشاة ميتة فقال : هلا استمتعتم بإهابها ؟ قالوا : إنها ميتة . قال : إنما حرم أكلها . (متفق عليه)

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ’anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati bangkai seekor kambing. Beliau berkata, “Tidakkah kalian memanfaatkan kulitnya?” Sahabat-sahabat menjawab, “Tapi kambing ini bangkai.” Nabi bersabda, “Yang diharamkan dari kulit bangkai itu hanyalah memakannya.”

Perintah untuk menjaga kelangsungan hidup seluruh makhluk dari ancaman kepunahan
عن عبد الله بن مغفل قال : إني لممن يرفع أغصان الشجرة عن وجه رسول الله صلى الله عليه و سلم وهو يخطب فقال : لولا أن الكلاب أمة من الأمم لأمرت بقتلها فاقتلوا منها كل أسود بهيم . وما من أهل بيت يرتبطون كلبا إلا نقص من عملهم كل يوم قيراط إلا كلب صيد أو كلب حرث أو كلب غنم . (رواه الترمذي وحسنه)

Dari Abdullah bin Mughaffal berkata, ”Sesungguhnya aku di antara yang menyingkirkan ranting pohon yang menghalangi wajah Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam ketika satu waktu beliau berkhutbah. Beliau berkata, ’Andaikata anjing itu bukan sebagai satu umat dari umat-umat yang ada, akan aku perintahkan untuk membunuh semua anjing. Bunuhlah anjing yang hitam legam. Tidaklah sebuah keluarga mengikat anjing kecuali akan berkurang dari pahala amal mereka dua qirath setiap hari, kecuali untuk anjing berburu atau anjing penjaga kebun atau anjing penjaga ternak kambing.”

Contoh pemeliharaan keanekaragaman binatang dalam kisah Nabiyullah Hud ’alaihis salam
التفسير الميسر ، مجمع الملك فهد - (ج 4 / ص 21)
{ حَتَّى إِذَا جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آمَنَ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلا قَلِيلٌ (40) }
حتى إذا جاء أمرنا بإهلاكهم كما وَعدْنا نوحًا بذلك ، ونبع الماء بقوة من التنور - وهو المكان الذي يخبز فيه - علامة على مجيء العذاب ، قلنا لنوح: احمل في السفينة من كل نوع من أنواع الحيوانات ذكرًا وأنثى، واحمل فيها أهل بيتك، إلا مَن سبق عليهم القول ممن لم يؤمن بالله كابنه وامرأته ، واحمل فيها من آمن معك من قومك ، وما آمن معه إلا قليل مع طول المدة والمقام فيهم.

”Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.” (QS. Huud/11: 40)

Larangan memotong tumbuhan tanpa alasan yang jelas
عن عبد الله بن حبشي قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من قطع سدرة صوب الله رأسه في النار . (وراه أبو داود وصححه الألباني) .
سئل أبو داود عن معنى هذا الحديث ، فقال : هذا الحديث مختصر يعني من قطع سدرة في فلاة يستظل بها ابن السبيل والبهائم عبثا وظلما بغير حق يكون له فيها صوب الله رأسه في النار .

Dari Abdullah bin Habasyi berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Barangsiapa yang menebang sebatang sidr (sejenis pohon obat), Allah akan menundukkan kepalanya di dalam neraka.”

Imam Abu Dawud ditanya tentang makna hadits ini. Abu Dawud berkata, ”Hadits ini singkat. Artinya, barangsiapa yang menebang pohon sidr yang biasa dipakai berteduh musafir atau binatang di padang pasir, tanpa alasan yang jelas atau secara aniaya, Allah akan menundukkan kepalanya di neraka.”

Perintah untuk mematikan lampu untuk menghindari kebakaran
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : خمروا الآنية وأجيفوا الأبواب وأطفئوا المصابيح فإن الفويسقة ربما جرت الفتيلة فأحرقت أهل البيت . (رواه البخاري)

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tutuplah bejana-bejana dan pintu-pintu (rumah). Matikanlah lampu-lampu. Bisa jadi tikus kecil membawa anak api sehingga membakar seluruh penghuni rumah.”

Nah, setelah membaca kutipan-kutipan di atas, semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba yang berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): ‘Berimanlah kamu kepada Tuhanmu’, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.” (QS. Aali ‘Imran/3: 193)***

Pengikut